Dari Indo Medica Expo 2008 di Balai Sidang Senayan
Topic : Business
By Ari Satriyo Wibowo
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengritik kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia yang masih kalah dengan negara lain. Akibatnya, banyak warga Indonesia yang lebih memilih berobat keluar negeri dari pada di dalam negeri.
Kritik tersebut ditegaskan Kalla, ketika membuka Indo Medica Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (29/5). Menurut Kalla, tenaga medis yang melayani pasien di luar negeri sebenarnya sama hebatnya dengan tenaga medis di Indonesia. Namun, keduanya berbeda dalam mutu dan kecepatan pelayanan.
Karena itu, Kalla mengimbau para tenaga medis, khususnya dokter, untuk mengedepankan mutu dan kecepatan pelayanan dari pada harga. Menurut Kalla, harga pelayanan kesehatan harus ditentukan oleh mutu dan kecepatan pelayanan tenaga medis.
"Saat ini kan satu dokter bisa melayani 100 pasien sehari, sedangkan efektifnya sehari itu 32 pasien," ujar Kalla.
Dengan jumlah pasien yang banyak perharinya, ia melanjutkan, pelayanan dokter Indonesia terhadap pasiennya sangat tidak berkualitas. Terkadang, satu pasien justru dilayani secara cepat namun resep obatnya diperbanyak.
"Seperti F-16 saja, jumlah resepnya lima karena tidak percaya diri, siapa tahu ada yang manjur salah satunya," kata Kalla berseloroh. "Berbeda dengan Singapura, konsultasi cukup panjang sedangkan resep lebih sedikit tetapi akurat."
Budaya dokter untuk mengejar setoran, kata Kalla, masih terjadi. Sehingga pasien kadang tidak memiliki banyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter di Indonesia.
Dengan jumlah pasien yang ditangani secara proporsional, kata Kalla, dokter juga punya waktu untuk terus belajar dan memperdalam kemampuannya. Dokter muda juga diberi kesempatan karena jumlah pasien tidak menumpuk di dokter yang sudah punya nama.
"Tidak mungkin kan, memeriksa pasien saat jam 11 atau jam 12 malam. Saya juga sebagai wakil presiden menghindari ambil keputusan pada jam-jam seperti itu, karena kemungkinan besar keliru," kata Kalla.
Menurut Kalla, pemerintah saat ini telah mengalokasikan dana Rp 400 miliar per tahun untuk membantu pendidikan para dokter sepesialis di dalam negeri. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapat pelayanan dokter spesialis yang saat ini masih minim.
Indo Medica Expo 2008 diselenggarakan sekaligus untuk merayakan 100 Tahun Kebangkitan Bangsa, yang menampilkan sejarah perjuangan dokter-dokter Indonesia, perkembangan dunia medis, kedokteran maupun farmasi yang diikuti oleh berbagai negara seperti China, India dan Amerika Serikat.
Selain itu juga diadakan seminar dan urun rembug nasional dengan tema "Memperkuat Kemandirian dan Ketahanan Bangsa Bidang Praktik Kedokteran dan Perumah-sakitan di Era Pasar Bebas Kesehatan ASEAN dan Dunia” . Pameran itu diikuti 110 perusahaan dalam dan luar negeri.
Diselenggaraan pula acara "Talk Show" selama 2 hari setiap pukul 16:00 - 17:30. Hari pertama membahas Hypertensi dan hari kedua mengenai MSG.
Selain itu, disediakan pula pemeriksaan gratis. Pemeriksaan papsmer oleh Yayasan Kanker Indonesia, pemeriksaan body fat oleh One Med dan pemeriksaan tensi darah dan gula darah oleh Novartis Indonesia.
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber data : TempoInteraktif dan MetroTV News
By Ari Satriyo Wibowo
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengritik kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia yang masih kalah dengan negara lain. Akibatnya, banyak warga Indonesia yang lebih memilih berobat keluar negeri dari pada di dalam negeri.
Kritik tersebut ditegaskan Kalla, ketika membuka Indo Medica Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (29/5). Menurut Kalla, tenaga medis yang melayani pasien di luar negeri sebenarnya sama hebatnya dengan tenaga medis di Indonesia. Namun, keduanya berbeda dalam mutu dan kecepatan pelayanan.
Karena itu, Kalla mengimbau para tenaga medis, khususnya dokter, untuk mengedepankan mutu dan kecepatan pelayanan dari pada harga. Menurut Kalla, harga pelayanan kesehatan harus ditentukan oleh mutu dan kecepatan pelayanan tenaga medis.
"Saat ini kan satu dokter bisa melayani 100 pasien sehari, sedangkan efektifnya sehari itu 32 pasien," ujar Kalla.
Dengan jumlah pasien yang banyak perharinya, ia melanjutkan, pelayanan dokter Indonesia terhadap pasiennya sangat tidak berkualitas. Terkadang, satu pasien justru dilayani secara cepat namun resep obatnya diperbanyak.
"Seperti F-16 saja, jumlah resepnya lima karena tidak percaya diri, siapa tahu ada yang manjur salah satunya," kata Kalla berseloroh. "Berbeda dengan Singapura, konsultasi cukup panjang sedangkan resep lebih sedikit tetapi akurat."
Budaya dokter untuk mengejar setoran, kata Kalla, masih terjadi. Sehingga pasien kadang tidak memiliki banyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter di Indonesia.
Dengan jumlah pasien yang ditangani secara proporsional, kata Kalla, dokter juga punya waktu untuk terus belajar dan memperdalam kemampuannya. Dokter muda juga diberi kesempatan karena jumlah pasien tidak menumpuk di dokter yang sudah punya nama.
"Tidak mungkin kan, memeriksa pasien saat jam 11 atau jam 12 malam. Saya juga sebagai wakil presiden menghindari ambil keputusan pada jam-jam seperti itu, karena kemungkinan besar keliru," kata Kalla.
Menurut Kalla, pemerintah saat ini telah mengalokasikan dana Rp 400 miliar per tahun untuk membantu pendidikan para dokter sepesialis di dalam negeri. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapat pelayanan dokter spesialis yang saat ini masih minim.
Indo Medica Expo 2008 diselenggarakan sekaligus untuk merayakan 100 Tahun Kebangkitan Bangsa, yang menampilkan sejarah perjuangan dokter-dokter Indonesia, perkembangan dunia medis, kedokteran maupun farmasi yang diikuti oleh berbagai negara seperti China, India dan Amerika Serikat.
Selain itu juga diadakan seminar dan urun rembug nasional dengan tema "Memperkuat Kemandirian dan Ketahanan Bangsa Bidang Praktik Kedokteran dan Perumah-sakitan di Era Pasar Bebas Kesehatan ASEAN dan Dunia” . Pameran itu diikuti 110 perusahaan dalam dan luar negeri.
Diselenggaraan pula acara "Talk Show" selama 2 hari setiap pukul 16:00 - 17:30. Hari pertama membahas Hypertensi dan hari kedua mengenai MSG.
Selain itu, disediakan pula pemeriksaan gratis. Pemeriksaan papsmer oleh Yayasan Kanker Indonesia, pemeriksaan body fat oleh One Med dan pemeriksaan tensi darah dan gula darah oleh Novartis Indonesia.
Bagaimana pendapat Anda?
Sumber data : TempoInteraktif dan MetroTV News
0 Response to "Dari Indo Medica Expo 2008 di Balai Sidang Senayan"
Posting Komentar