Leslie Wexner, Menjala Harta dari Pakaian Wanita
Topic : Business
By Angga Aliya
Amerika Serikat (AS) tak pernah kehabisan stok orang kaya. Mereka mengumpulkan harta dari berbagai bidang usaha. Salah satunya Leslie H. Wexner. Pria yang kini berusia 71 tahun ini merupakan pendiri Limited Brands, perusahaan penjual pakaian wanita terkemuka di dunia. Ia juga pemilik Victoria's Secret, merek pakaian dalam wanita terkenal itu. Lewat berbagai bisnisnya itu, hingga saat ini, Wexner telah menghimpun harta kekayaan sebesar US$ 2,6 miliar atau Rp 24,18 triliun dan menjadi orang terkaya ke-446 di dunia.
LESLIE H. Wexner adalah salah satu pengusaha asal Amerika Serikat (AS) yang meraup sukses besar di industri penjualan pakaian wanita. Melalui perusahaannya, Limited Brands, dia menjual segala jenis pakaian wanita, seperti baju, rok, blus, dan celana panjang. Disainnya unik dan menawarkan gaya yang eksklusif. Namun, model pakaian Limited Brands juga cocok untuk semua kawasan, mulai dari Italia hingga Australia. Dengan mengusung merek Victoria's Secret, Wexner juga sukses menjual berbagai jenis pakaian dalam wanita.
Pada awal tahun 2000-an, Limited Brands sudah berkembang pesat. Perusahaan ini memasok berbagai produk ke lebih dari 4.000 toko. Limited Brands juga memiliki tujuh toko sendiri, yang menawarkan semua jenis pakaian, mulai dari baju anak-anak hingga pakaian dalam wanita nan seksi.
Majalah Fortune pernah memberikan penghargaan The Worlds Most Admired Company kepada Limited karena perusahaan ini memiliki manajemen dan inovasi yang berkualitas. Sedangkan majalah Forbes menobatkan pria yang kini berusia 70 tahun itu sebagai orang terkaya ke-446 di dunia. Wexner memiliki kekayaan sebesar US$ 2,6 miliar.
Sedikit kilas balik, Wexner lahir di Dayton, Ohio, AS, pada 8 September 1937. Orangtuanya adalah imigran Yahudi asal Rusia. Wexner pertama kali memperoleh pengetahuan tentang bisnis pakaian dari orang tuanya. Pada tahun 1951, orang tuanya, Bella Wexner dan Harry Wexner membuka usaha kecil-kecilan berupa toko pakaian khusus untuk wanita. Toko itu terletak di pusat kota Columbus, negara bagian Ohio, Amerika Serikat.
Di toko itulah, Wexner muda belajar tentang ilmu dagang. Sebelumnya, sebenarnya, dia sempat mencicipi pendidikan di Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Ohio. Namun, di toko milik keluarga itu, dia justru bisa memperoleh ilmu lebih banyak. Salah satunya, ilmu tentang perilaku pelanggan. Wexner sangat tertarik dengan kebiasaan belanja para wanita Amerika. Dia terus melakukan pengamatan dan akhirnya menarik kesimpulan bahwa kaum hawa ASsangat royal ketika berbelanja pakaian dan produk-produk lain yang bermanfaat untuk menjaga penampilan.
Selain itu, saat itu, ia mengamati bahwa pakaian olahraga sangat laris. Karenanya, Wexner menyarankan kepada orang tuanya agar berkonsentrasi menjual pakaian olahraga wanita. Namun, sang ayah menolak usul tersebut. Dia malah mengatakan bahwa Wexner sama sekali tidak memiliki bakat sebagai pedagang.
Namun, anak muda ini tidak patah semangat. Wexner meminjam uang sebesar US$ 5.000 kepada bibinya. Lantas, dia memakai duit itu untuk membuka sebuah gerai pakaian bernama The Limited pada 10 Agustus 1963. Gerai itu terletak di kawasan pusat perbelanjaan Kingsdale di Upper Arlington, daerah pinggiran Columbus.
Ironisnya, setahun kemudian, orang tuanya justru memutuskan untuk menutup toko mereka. Selanjutnya, mereka bergabung di perusahaan Wexner. Dia memberi kesempatan kepada sang ayah untuk menjadi Direktur Utama The Limited. Posisi itu terus dipegang ayahnya hingga ia tutup usia pada tahun 1975.
Sesuai namanya yang berarti "terbatas", The Limited benar-benar hanya menjual pakaian olahraga untuk wanita. Desain toko itu menggambarkan karakteristik Wexner yang serba detail. Dinding toko dibangun dengan bahan campuran antara bata merah dan kayu berwarna cokelat tua. Berbagai ornamen menghiasi dinding itu.
Di hari pertama beroperasi, omzet toko itu sebesar US$ 473. Tapi, dalam waktu satu tahun kemudian, The Limited berhasil menjual pakaian olahraga senilai US$ 160.000. Jumlah itu melampaui target yang diperkirakan Wexner sebelumnya, yaitu sekitar US$ 100.000. Sekitar tahun 1960, seiring makin berjamurnya tempat perbelanjaan di pusat kota Columbus, bisnis niaga Wexner semakin berkembang pesat.
Leslie H. Wexner tak pernah kehabisan cara mengembangkan usahanya. Saat butuh uang untuk membuka toko sendiri, dia mendatangi bibinya dan meminjam US$ 5.000. Ketika ingin memindahkan toko dari pinggiran ke pusat perbelanjaan di Kota Columbus, AS, Wexner menjual sebagian saham The Limited ke publik melalui initial public offering (IPO). Selain itu,Wexner juga tak pernah berhenti berekspansi. Tahun 1976, The Limited sudah memiliki 100 toko. Lantas, pada 1984, penjualannya sudah tembus US$ 1 miliar.
MESKI telah memiliki 100 toko yang khusus menjual pakaian wanita, Leslie H. Wexner tak mau berhenti mengembangkan usahanya. Pada tahun 1978, dia mengakuisisi Mast Industries, sebuah perusahaan pemasok barang dan bahan baku yang telah menjalin kerjasama dengan 150 produsen pakaian di berbagai negara. Dia menjadikan Mast sebagai pemasok utama kebutuhan bahan baku produk-produknya.
Dengan kekuatan itu, plus teknologi informasi yang canggih, pasokan untuk toko-toko The Limited selalu tersedia dalam hitungan minggu. Padahal, perusahaan lain membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengisi kembali rak-rak toko yang sudah kosong. Selanjutnya, Wexner juga membuka sebuah gudang distribusi di atas lahan seluas 525.000 meter persegi, di Columbus.
Pada tahun 1980, dia membuka sebuah toko bernama Limited Express yang juga khusus menjual berbagai jenis busana. Toko ini membidik para wanita pemuja busana, mulai dari remaja putri hingga wanita dewasa. Untuk menggaet pangsa pasar seperti itu, Wexner hanya menjual busana yang sedang ngetren, dengan warna-warna cerah. Strategi ini terbukti sukses dan menggaet banyak pembeli. Alhasil, dua tahun kemudian, Limited Express sudah memiliki delapan toko. Belakangan, nama toko ini berubah menjadi Express.
Ekspansi The Limited tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1982, Wexner membeli tiga merek pakaian wanita terkenal, yaitu Lane Bryant, Victoria's Secret, dan Roaman's.
Perusahaan yang sudah memiliki lebih dari 10.000 karyawan itu juga merajut kerjasama dengan Bounjour. Ini merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian berbahan jeans dan pakaian olahraga.
Ketika Wexner membeli Victoria's Secret, otomatis, kendali atas merek pakaian dalam top itu juga berpindah menjadi milik The Limited. Ditambah akuisisi berbagai merek lainnya, citra Limited sebagai peritel busana wanita pun semakin moncer.
Sumber : Harian Kontan, 5 Juni 2008
By Angga Aliya
Amerika Serikat (AS) tak pernah kehabisan stok orang kaya. Mereka mengumpulkan harta dari berbagai bidang usaha. Salah satunya Leslie H. Wexner. Pria yang kini berusia 71 tahun ini merupakan pendiri Limited Brands, perusahaan penjual pakaian wanita terkemuka di dunia. Ia juga pemilik Victoria's Secret, merek pakaian dalam wanita terkenal itu. Lewat berbagai bisnisnya itu, hingga saat ini, Wexner telah menghimpun harta kekayaan sebesar US$ 2,6 miliar atau Rp 24,18 triliun dan menjadi orang terkaya ke-446 di dunia.
LESLIE H. Wexner adalah salah satu pengusaha asal Amerika Serikat (AS) yang meraup sukses besar di industri penjualan pakaian wanita. Melalui perusahaannya, Limited Brands, dia menjual segala jenis pakaian wanita, seperti baju, rok, blus, dan celana panjang. Disainnya unik dan menawarkan gaya yang eksklusif. Namun, model pakaian Limited Brands juga cocok untuk semua kawasan, mulai dari Italia hingga Australia. Dengan mengusung merek Victoria's Secret, Wexner juga sukses menjual berbagai jenis pakaian dalam wanita.
Pada awal tahun 2000-an, Limited Brands sudah berkembang pesat. Perusahaan ini memasok berbagai produk ke lebih dari 4.000 toko. Limited Brands juga memiliki tujuh toko sendiri, yang menawarkan semua jenis pakaian, mulai dari baju anak-anak hingga pakaian dalam wanita nan seksi.
Majalah Fortune pernah memberikan penghargaan The Worlds Most Admired Company kepada Limited karena perusahaan ini memiliki manajemen dan inovasi yang berkualitas. Sedangkan majalah Forbes menobatkan pria yang kini berusia 70 tahun itu sebagai orang terkaya ke-446 di dunia. Wexner memiliki kekayaan sebesar US$ 2,6 miliar.
Sedikit kilas balik, Wexner lahir di Dayton, Ohio, AS, pada 8 September 1937. Orangtuanya adalah imigran Yahudi asal Rusia. Wexner pertama kali memperoleh pengetahuan tentang bisnis pakaian dari orang tuanya. Pada tahun 1951, orang tuanya, Bella Wexner dan Harry Wexner membuka usaha kecil-kecilan berupa toko pakaian khusus untuk wanita. Toko itu terletak di pusat kota Columbus, negara bagian Ohio, Amerika Serikat.
Di toko itulah, Wexner muda belajar tentang ilmu dagang. Sebelumnya, sebenarnya, dia sempat mencicipi pendidikan di Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Ohio. Namun, di toko milik keluarga itu, dia justru bisa memperoleh ilmu lebih banyak. Salah satunya, ilmu tentang perilaku pelanggan. Wexner sangat tertarik dengan kebiasaan belanja para wanita Amerika. Dia terus melakukan pengamatan dan akhirnya menarik kesimpulan bahwa kaum hawa ASsangat royal ketika berbelanja pakaian dan produk-produk lain yang bermanfaat untuk menjaga penampilan.
Selain itu, saat itu, ia mengamati bahwa pakaian olahraga sangat laris. Karenanya, Wexner menyarankan kepada orang tuanya agar berkonsentrasi menjual pakaian olahraga wanita. Namun, sang ayah menolak usul tersebut. Dia malah mengatakan bahwa Wexner sama sekali tidak memiliki bakat sebagai pedagang.
Namun, anak muda ini tidak patah semangat. Wexner meminjam uang sebesar US$ 5.000 kepada bibinya. Lantas, dia memakai duit itu untuk membuka sebuah gerai pakaian bernama The Limited pada 10 Agustus 1963. Gerai itu terletak di kawasan pusat perbelanjaan Kingsdale di Upper Arlington, daerah pinggiran Columbus.
Ironisnya, setahun kemudian, orang tuanya justru memutuskan untuk menutup toko mereka. Selanjutnya, mereka bergabung di perusahaan Wexner. Dia memberi kesempatan kepada sang ayah untuk menjadi Direktur Utama The Limited. Posisi itu terus dipegang ayahnya hingga ia tutup usia pada tahun 1975.
Sesuai namanya yang berarti "terbatas", The Limited benar-benar hanya menjual pakaian olahraga untuk wanita. Desain toko itu menggambarkan karakteristik Wexner yang serba detail. Dinding toko dibangun dengan bahan campuran antara bata merah dan kayu berwarna cokelat tua. Berbagai ornamen menghiasi dinding itu.
Di hari pertama beroperasi, omzet toko itu sebesar US$ 473. Tapi, dalam waktu satu tahun kemudian, The Limited berhasil menjual pakaian olahraga senilai US$ 160.000. Jumlah itu melampaui target yang diperkirakan Wexner sebelumnya, yaitu sekitar US$ 100.000. Sekitar tahun 1960, seiring makin berjamurnya tempat perbelanjaan di pusat kota Columbus, bisnis niaga Wexner semakin berkembang pesat.
Leslie H. Wexner tak pernah kehabisan cara mengembangkan usahanya. Saat butuh uang untuk membuka toko sendiri, dia mendatangi bibinya dan meminjam US$ 5.000. Ketika ingin memindahkan toko dari pinggiran ke pusat perbelanjaan di Kota Columbus, AS, Wexner menjual sebagian saham The Limited ke publik melalui initial public offering (IPO). Selain itu,Wexner juga tak pernah berhenti berekspansi. Tahun 1976, The Limited sudah memiliki 100 toko. Lantas, pada 1984, penjualannya sudah tembus US$ 1 miliar.
MESKI telah memiliki 100 toko yang khusus menjual pakaian wanita, Leslie H. Wexner tak mau berhenti mengembangkan usahanya. Pada tahun 1978, dia mengakuisisi Mast Industries, sebuah perusahaan pemasok barang dan bahan baku yang telah menjalin kerjasama dengan 150 produsen pakaian di berbagai negara. Dia menjadikan Mast sebagai pemasok utama kebutuhan bahan baku produk-produknya.
Dengan kekuatan itu, plus teknologi informasi yang canggih, pasokan untuk toko-toko The Limited selalu tersedia dalam hitungan minggu. Padahal, perusahaan lain membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengisi kembali rak-rak toko yang sudah kosong. Selanjutnya, Wexner juga membuka sebuah gudang distribusi di atas lahan seluas 525.000 meter persegi, di Columbus.
Pada tahun 1980, dia membuka sebuah toko bernama Limited Express yang juga khusus menjual berbagai jenis busana. Toko ini membidik para wanita pemuja busana, mulai dari remaja putri hingga wanita dewasa. Untuk menggaet pangsa pasar seperti itu, Wexner hanya menjual busana yang sedang ngetren, dengan warna-warna cerah. Strategi ini terbukti sukses dan menggaet banyak pembeli. Alhasil, dua tahun kemudian, Limited Express sudah memiliki delapan toko. Belakangan, nama toko ini berubah menjadi Express.
Ekspansi The Limited tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1982, Wexner membeli tiga merek pakaian wanita terkenal, yaitu Lane Bryant, Victoria's Secret, dan Roaman's.
Perusahaan yang sudah memiliki lebih dari 10.000 karyawan itu juga merajut kerjasama dengan Bounjour. Ini merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian berbahan jeans dan pakaian olahraga.
Ketika Wexner membeli Victoria's Secret, otomatis, kendali atas merek pakaian dalam top itu juga berpindah menjadi milik The Limited. Ditambah akuisisi berbagai merek lainnya, citra Limited sebagai peritel busana wanita pun semakin moncer.
Sumber : Harian Kontan, 5 Juni 2008
0 Response to "Leslie Wexner, Menjala Harta dari Pakaian Wanita"
Posting Komentar