Pengalaman 36 Tahun Krisbiantoro Bersama Penyakit Ginjal
Topic : Academic
By Ari Satriyo Wibowo
Tidak banyak yang tahu bahwa penyanyi dan pembawa acara kawakan, Krisbiantoro yang kini berusia 70 tahun ternyata mengalami gangguan ginjal sejak tahun 1972. Hal itu karena artis dalam empat generasi ini selalu tampak ceria dan masih tetap terlihat gagah di usianya sekarang ini. Apalagi bila ia berbicara mengenai kecintaannya pada negeri penuh koyak para koruptor ini.
Rahasia itu diungkapkan Krisbiantoro dalam cara berbagi pengalaman (sharing) pada acara ulang tahun ke - 4 Indonesia Kidney Care Club (IKCC) di Auditorium RS PGI Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 31 Mei 2008.
Sejak tahun 1975 Krisbiantoro secara rutin menjalani pemeriksaan ginjal di RS PGI Cikini, Jakarta Pusat hingga sekarang. Tetapi, ia mengaku selama 36 tahun menderita sakit ginjal itu tak jarang terkena godaan ”setan”. Kris pun mengaku pernah mengonsumsi berbagai jamu, makan darah ular dan menjalani pengobatan alternatif tetapi hasilnya sia-sia belaka. Tak jarang perilakunya itu terkadang malahan mengancam jiwanya. Tidak mengherankan bila ia harus menjalani opname di RS PGI Cikini hingga 4 (empat) kali.
Pengalaman terakhirnya yang paling menegangkan adalah ketika ia bermaksud melakukan cangok ginjal di Guangzhuo, RRC. Selama 2 bulan di sana bukannya memperoleh kesembuhan tetapi Krisbiantoro malahan menjadi permainan “calo cangkok ginjal” di sana. Jiwanya pun ikut terancam karena hasil pemeriksaan dua rumah sakit menunjukkan hasil yang berbeda mengenai antibody tubuhnya, ketiadaan donor ginjal yang sesuai dan namanya pun diganti menjadi Li Ping untuk menghilangkan jejak. Walhasil, Krisbiantoro yang gagal cangkok ginjal malahan tetap sehat wal afiat sampai sekarang. Sementara, teman-temannya yang berhasil dioperasi di RRC malahan tidak sedikit yang meninggal dunia.”Semua sudah diatur yang di atas,” ujarnya.
Mantan penyanyi di klub Tropicana itu pun akhirnya kembali mempercayakan perawatan ginjalnya di bawah pengawasan Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH yang merupakan Koordinator Ilmu Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi sekaligus Direktur Ketua RS PGI Cikini. Selama kurun waktu 30 tahun RS PGI Cikini berhasil melakukan transplantasi ginjal terhadap 283 pasien. “Kita harus percaya pada kemampuan bangsa kita sendiri,” Krisbiantoro menamnahkan.
Kini sang pemandu acara yang dulu dikenal lewat lagu Dondong Opo Salak dan Lembah Hitam itu memenuhi komitmennya bahwa pada saat umurnya mencapai 70 tahun akan mengabdi untuk bangsa dan negara. Bentuknya bisa melalui bagi pengalaman, lagu, buku biografi yang hasil penjualannya di amalkan untuk RS Cikini dan sebagainya.
Krisbiantoro hingga kini hidup bahagia di rumahnya yang asri --- lengkap dengan kolam renang untuk olahraga sehari-hari --- di Kawasan Cibubur bersama istrinya yang asal Vietnam, Nguyen Kim Dung. Asal tahu saja, pria yang sewaktu remaja biasa menempuh perjalanan ke sekolah dengan bersepeda dari Magelang ke Jogyakarta itu dikaruniai dua putri yang cantik-cantik.
By Ari Satriyo Wibowo
Tidak banyak yang tahu bahwa penyanyi dan pembawa acara kawakan, Krisbiantoro yang kini berusia 70 tahun ternyata mengalami gangguan ginjal sejak tahun 1972. Hal itu karena artis dalam empat generasi ini selalu tampak ceria dan masih tetap terlihat gagah di usianya sekarang ini. Apalagi bila ia berbicara mengenai kecintaannya pada negeri penuh koyak para koruptor ini.
Rahasia itu diungkapkan Krisbiantoro dalam cara berbagi pengalaman (sharing) pada acara ulang tahun ke - 4 Indonesia Kidney Care Club (IKCC) di Auditorium RS PGI Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 31 Mei 2008.
Sejak tahun 1975 Krisbiantoro secara rutin menjalani pemeriksaan ginjal di RS PGI Cikini, Jakarta Pusat hingga sekarang. Tetapi, ia mengaku selama 36 tahun menderita sakit ginjal itu tak jarang terkena godaan ”setan”. Kris pun mengaku pernah mengonsumsi berbagai jamu, makan darah ular dan menjalani pengobatan alternatif tetapi hasilnya sia-sia belaka. Tak jarang perilakunya itu terkadang malahan mengancam jiwanya. Tidak mengherankan bila ia harus menjalani opname di RS PGI Cikini hingga 4 (empat) kali.
Pengalaman terakhirnya yang paling menegangkan adalah ketika ia bermaksud melakukan cangok ginjal di Guangzhuo, RRC. Selama 2 bulan di sana bukannya memperoleh kesembuhan tetapi Krisbiantoro malahan menjadi permainan “calo cangkok ginjal” di sana. Jiwanya pun ikut terancam karena hasil pemeriksaan dua rumah sakit menunjukkan hasil yang berbeda mengenai antibody tubuhnya, ketiadaan donor ginjal yang sesuai dan namanya pun diganti menjadi Li Ping untuk menghilangkan jejak. Walhasil, Krisbiantoro yang gagal cangkok ginjal malahan tetap sehat wal afiat sampai sekarang. Sementara, teman-temannya yang berhasil dioperasi di RRC malahan tidak sedikit yang meninggal dunia.”Semua sudah diatur yang di atas,” ujarnya.
Mantan penyanyi di klub Tropicana itu pun akhirnya kembali mempercayakan perawatan ginjalnya di bawah pengawasan Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH yang merupakan Koordinator Ilmu Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi sekaligus Direktur Ketua RS PGI Cikini. Selama kurun waktu 30 tahun RS PGI Cikini berhasil melakukan transplantasi ginjal terhadap 283 pasien. “Kita harus percaya pada kemampuan bangsa kita sendiri,” Krisbiantoro menamnahkan.
Kini sang pemandu acara yang dulu dikenal lewat lagu Dondong Opo Salak dan Lembah Hitam itu memenuhi komitmennya bahwa pada saat umurnya mencapai 70 tahun akan mengabdi untuk bangsa dan negara. Bentuknya bisa melalui bagi pengalaman, lagu, buku biografi yang hasil penjualannya di amalkan untuk RS Cikini dan sebagainya.
Krisbiantoro hingga kini hidup bahagia di rumahnya yang asri --- lengkap dengan kolam renang untuk olahraga sehari-hari --- di Kawasan Cibubur bersama istrinya yang asal Vietnam, Nguyen Kim Dung. Asal tahu saja, pria yang sewaktu remaja biasa menempuh perjalanan ke sekolah dengan bersepeda dari Magelang ke Jogyakarta itu dikaruniai dua putri yang cantik-cantik.
0 Response to "Pengalaman 36 Tahun Krisbiantoro Bersama Penyakit Ginjal"
Posting Komentar